Aroma harum kopi
saat diseduh menguar menggelitik hidung, saat saya melintas di depan kafe mungil ini. Seolah menggoda setiap orang yang berlalu-lalang untuk mampir sejenak menikmati secangkir kopi.
Nama kafe tersebut cukup unik karena memakai nama kopi termahal di dunia, yaitu Kopi Luwak. Di balik counter, seorang barista wanita sedang asyik meracik kopi. Sedangkan kedua pelayan lainnya sibuk melayani pengunjung yang memenuhi kafe.
Berbeda dari outlet Kopi Luwak lainnya, outlet yang satu ini tergolong sangat mungil. Di bagian depan terdapat etalase tempat menaruh aneka kue-kue bersebelahan dengan tempat meracik kopi. Sayangnya hanya terdapat sekitar 6 buah meja untuk pengunjung bersantai sambil menyerutup kopi.
Niat saya untuk manikmati kopi sore itu nyaris pupus karena semua meja penuh. Namun tiba-tiba beberapa pengunjung meninggalkan meja yang terletak persis di bagian depan kafe. Wah, rupanya saya memang sedang beruntung!
Selain Kopi Luwak yang jadi andalan, kopi asli Indonesia seperti Kalosi Toraja, Mandheling Sumatera, atau Mocha Java bisa jadi pilihan. Jenis kopi blend sendiri ada Avocado Coffee, Kofie Mockie, The Beat Latte, Coffee Float dan masih banyak lainnya.
Avocado Coffee terdiri dari campuran dari espresso, susu, vanila ice cream, dan avocado yang disajikan dingin. Sedangkan The Beat Latte khusus bagi mereka penyuka hot coffee latte. Pilihan saya sendiri sore itu jatuh pada Caramel Truffle yang disajikan dingin dan seporsi Cheesy Triangle untuk pendampingnya.
Selang beberapa menit pesanan Caramel Truffle yang disajikan cantik dalam gelas kerucut tinggi sudah tersaji di hadapan. Wah, sungguh di luar dugaan kopinya bukan disajikan dalam gelas-gelas kertas.
Minuman ini terdiri dari 3 layer yaitu caramel yang mengendap di bagian paling bawah gelas, susu, dan barulah kopinya. Di bagian bibir gelas juga ditaruh sedikit susu dan juga karamel sehingga mempercantik tampilannya.
Setelah diaduk dengan pengaduk gelas, Caramel Truffle (Rp 30.500,00) pun siap untuk dinikmati. Slurpp...! Wah, komposisi yang pas antara caramel, susu, dan kopi membuat minuman ini terasa sempurna. Tidak terlalu manis dengan rasa kopi yang masih kuat terlacak di lidah.
Kesegaran si kopi karamel juga sangat pas dipadukan dengan snack Cheesy Triangle yang krenyes gurih. Snack dengan kulit seperti risoles ini sangat lembut, ketika digigit terasa smoked beef dan keju sebagai isiannya. Seporsi snack dihargai Rp 32.500,00 dengan isi 3 buah yang sebenarnya terlalu banyak untuk dinikmati seorang diri.
Kafe ini hanya sekedar untuk bersantai di sore hari. Buat mereka yang ingin menghindari macet atau 3 in 1, nyore di kafe ini sambil nyerutup kopi makin tambah asyik!
perkebunan kopi
Selasa, 13 Desember 2011
Kopi Luar biasa / Extraordinary coffee
Ada berberapa kriteria Kopi Luar biasa menurut versi kami, termasuk kopi yang bercitarasa sangat tinggi dengan nilai cicip 9 atau diatas nilai rata-rata tertinggi, kopi langka dari wilayah penghasil kopi indonesia, kopi Jantan/peaberry yang didapat dari sortiran batch kopi terbaik, kopi yang rasanya unik misalanya rasa pedas, mint atau lainya, kopi dari lahan super tinggi, kopi berukuran besar/jumbo dan lain lainnya, dengan kapasitas kecil dan musiman yang kami kategorikan sebagai kopi Luar Biasa.
Kopi Lanang/Jantan (Peaberry)
Semua jenis biji kopi mempunyai kopi Lanang, kopi yang bentuknya lebih bulat, karena satu dari dua bibit didalam buah kopi puso, sehingga tersisa satu benih yang menempati ruangan pada buah kopi.
Tidak ada pohon yangn 100% memproduksi kopi Lanang, kopi lanang berkisar 3-30% dari produksi dan lebih banyak dijumpai pada kopi Robusta Jawa Timur dan Bali, selain genetika, salah satu penyebab adalah gizi atau irigasi yang tidak stabil, membuat pertumbuhan biji kurang sempurna.
Kopi Lanang berbentuk bulat punya citaras lebih pekat dibanding kopi gepeng karena nutrisi yang semula untuk 2 bibit dipakai oleh satu bibit. Selain bentuk bulat, dalam proses sangrai hasilnya lebih merata.
Kopi Lanang juga dibedakan atas orgin, Gayo, Mandheling, Jawa, Bali, Toraja, Flores, Papua, dan lainnya.Kopi Super Keras / Super Hard Bean/SHB
Disebut super keras karena memang isisnya lebih padat, karena letak geograhis yang sangat tinggi. Kopi Arabika umumnya ditanam wilayah tropis mulai dari ketinggian 1.000 diatas permukaan laut. Tetapi ada lokasi tertentu yang menanam kopinya pada ketinggian ditas 2.000m dari permuahan laut. Kita sebut jenis kopi ini SHB.
Karena posisi yang sangat tinggi, melawan gaya gravitasi, sampai-sampai banyak buah-buahan di wilayah ini tidak bisa bebuah ata sangat jarang dan kecil buahnya.
Kopi yang ditanam pada ketinggian diatas 2.000m cenderung padat isinya, tentu komponen aromatik yang terkandung didalamnya tumbuh dan terbentuk secara perlahan dan sangat padat. Melebih kopi Organik shade Grown.
Belum ada data wilayah penghasil kopi SHB di pusat pusat penghasil kopi Nusantara, kecuali di Papua.Kopi Super Rasa / Cup of Excellent
Citarasa kopi akan berbeda beda walau dari kebun yang sama dan diolah oleh petani yang sama. Ini uniknya kopi.
Dari sekian batch kopi yang kami belanjakan, tentunga ada batch tertentu pada musin tertentu mendapat predikat "Cangkir Terbaik", Kopi ini akan kami pisahkan sebagai kopi Super Rasa.Kopi Unik
Aroma dan Rasa kopi belum bisa di deskripsikan dengat tepat oleh ahli cicip maupun ahli kimia, karena masih banyak senyawa aromatik organik dalam kopi sangarai yang belum bisa didefinisikan. Citarasa kopi ibarat musik klasik yang tidak bosan bosan untuk didengar.
Indonesia adalah negara sepuluh ribu pulau, dan mempunyai ekologi, geologi, antropologi, iklim yang bebeda antar pulau, tentu rasa kopi juga bebeda. Banyak kopi unik terdapat di bumi Nusantara. Ibarat buah durian, setiap pohon punya rasa berbeda!.
Harga Biji Kopi Melonjak
Diposting oleh: Jay |
Kamis, 16 Juni 2011 |
“Kenaikan harga biji kopi ini dikarenakan harga dari pengumpul besar di Metro mengalami kenaikan sehingga harga dari pengumpul yang berada di Kecamatan Kotaagung juga naik,” katanya. Menurutnya, kenaikan juga disebabkan langkanya kopi ditingkat petani. “Petani belum memasuki masa panen, sehingga harga biji kopi langka dan harga mengalami kenaikan," katanya. Hal senada diungkapkan oleh Indra, pengumpul lainya. Dikatakan Indra, harga biji kopi memang mengalami kenaikan. Ini karena petani kopi sudah melewati musim sehingga kopi sudah mulai langka dan banyak dicari oleh pedagang besar di Metro. “Harga biji kopi sekarang ini berkisaran Rp16.000 per kilogram hingga Rp18.500 per kilogram,” ujar dia. Menurutnya, sudah menjadi tradisi jika barang langka maka harga akan mengalami naik. “Seperti sekarang ini, biji kopi mulai langka sehingga harganya mengalami kenaikan,” harapnya. (ark) KOTAAGUNG - Harga biji kopi di tingkat pengumpul di Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus, pada pekan ketiga bulan Juni ini naik Rp1.500 setiap kilogramnya. Sukardi, pengumpul biji kopi di Kotaagung mengatakan, harga biji kopi memasuk awal bulan ini naik dari harga sebelumnya Rp16.000 per kilogram kini menjadi Rp18.500 per kilogram. |
3 kopi ternikmat dan terlezat di dunia
Dapatkan ebooke gratis jika anda menekan tombol "Like" facebook di sidebar kiri. "The ORGASM answer guide" oleh Barry R. Komisaruk, Ph.D
April 7, 2011 by endi, under Artikel Kopi.
Jika anda pencinta kopi jawa, maka anda harus mengetahui jenis kopi terbaik yang ada di seluruh dunia. Ada begitu banyak kopi untuk dipilih, jadi anda tau kopi mana yang harus dicoba. Beberapa yang terbaik dari yang terbaik cukup langka, dan mereka menawarkan profil rasa yang kompleks dan mendalam. Berikut adalah tiga besar pilihan dalam kopi eksotis ditemukan di seluruh dunia:
- Kopi Luwak: Ini adalah kopi yang paling mahal di seluruh dunia, dan juga yang paling langka. Ini adalah yang paling mahal karena ini adalah yang paling laris, danterbuat dari biji kopi yang tangan-dipetik dari kotoran luwak. Luwak berada di Indonesia, dan biji kopi yang mereka makan dan melewati sistem mereka sangat langka dan dianggap lezat di dunia kopi. Jika ini terdengar seperti sesuatu yang tidak terlalu selera, maka anda pasti perlu mencoba secangkir minuman ini menjadi percaya. Ada satu kopi satu toko di Australia yang melayani jenis kopi, dan berjalan pada $ 33 per cangkir.
- Jamaican Blue Mountain Coffee: kopi Ini juga cukup langka jenis kopi, dan cukup mahal sekitar $ 49 per pon. Jopi ini ditanam di atas pegunungan Blue Mountains Jamaika, perlu ketinggian untuk menanamnya. Alasan bahwa kopi yang ditanam ketinggian sangat khusus karena tumbuh pada tingkat lebih lambat sehingga rasa dapat mengembangkan lebih mendalam. Kopi yang ditanam di Blue Mountains juga memiliki awan penutup karena ketinggian, sehingga secara alami naungan tumbuh, yang berarti bahwa ia akan memiliki rasa yang lebih dalam dan lebih kaya sebagai hasilnya. Jamaica juga memiliki tanah yang sangat subur dan sejumlah besar curah hujan, sehingga lingkungan yang sempurna untuk kopi premium tumbuh.
- Kona Hawaii Kopi: Ini adalah jenis yang sangat khusus kopi, dan Hawaii sebenarnya hanya lokasi di Amerika Serikat yang tumbuh kopi. Hawaii memiliki tanah vulkanis subur dan suasana lembab yang cocok untuk tanaman kopi tumbuh, yang mengapa Kona campuran sangat populer dan lezat. Kona kopi ditanam di bawah sinar matahari di pagi hari dengan curah hujan pada siang hari dan suhu ringan di malam hari. Ini adalah suasana kopi yang ideal tumbuh, dan ketika Anda sampel secangkir Kona, Anda akan menyadari bahwa ia memiliki rasa lembut dan kaya dengan nada cokelat. Kopi ini memang memiliki tubuh sedang dengan keasaman ringan, dan menawarkan aroma yang sangat dalam yang benar-benar akan menonjol untuk pecinta kopi. Jadi di sana Anda memilikinya – yang terbaik dari yang terbaik di pilihan kopi! Sebagai seorang ahli kopi, membuat tujuan Anda untuk mencoba salah satu dari tiga jenis kopi langka setidaknya sekali dalam seumur hidup
VARIETAS UNGGUL KOPI ROBUSTA
Dewasa ini kendala utama pengembangan kopi arabika di Indonesia adalah serangan penyakit karat daun yang disebabkan jamur Hemileia vastatrix B. et. Br. (HV), serta nematode parasit Radopholus similis Cobb. Untuk menekan tingkat kerusakan akibat serangan jamur tersebut kopi arabika dianjurkan ditanam di atas 700 m dpl. Ketinggian 700 m merupakan batas ketinggian minimum yang masih dapat menghasilkan biji kopi bermutu baik. Kopi arabika yang tahan terhadap serangan penyakit karat daun telah berhasil diperoleh, tetapi yang tahan terhadap nematoda R. similis hingga saat ini belum ditemukan.
Varietas Kartika 1 dan Kartika 2 merupakan dua varietas anjuran yang relatif tahan penyakit karat daun, meski akhir-akhir ini ketahanannya mulai berubah menjadi agak rentan, terutama apabila ditanam pada ketinggian di bawah 1.000 m dpl. Diduga pada saat ini telah muncul ras baru HV yang mematahkan sifat ketahanannya. Oleh karena itu untuk mengantisipasi terjadinya kemerosotan produksi kopi arabika Indonesia di masa mendatang, perlu segera ditemukan varietas baru yang lebih tahan penyakit karat daun. Dengan ditemukannya varietas yang tahan penyakit karat daun pengendalian dapat dilakukan lebih ekonomis serta tidak menimbulkan dampak lingkungan yang merugikan.
Kegiatan seleksi kopi arabika telah berhasil menemukan varietas anjuran baru, yaitu Andungsari 1, yang selain memiliki produktivitas tinggi, tahan terhadap HV, juga memiliki mutu biji baik. Di bawah ini diuraikan asal-usul varietas Andungsari 1, proses seleksi serta hasil analisis yang mendukung dipilihnya varietas tersebut sebagai anjuran baru kopi arabika di Indonesia.
Potensi Unggulan Varietas Andungsari 1 memiliki mutu citarasa dan fisik yang baik. Bentuk bijinya lonjong dan agak besar sehingga potensial untuk dipasarkan ke segmen spesialti. Selain itu Andungsari 1 memiliki potensi produktivitas yang tinggi (2 ton kopi pasar/ha/tahun) dan toleran terhadap penyakit karat daun.
1. Tipe pertumbuhan
Katai, tajuk sedikit melebar dengan diameter + 145 cm (apabila tanaman dipangkas dengan sistem batang tunggal).
2. Tinggi tanaman
Saat berbuah pertama (TM- I): + 120 cm apabila ditanam di lahan ketinggian > 1.000 m dpl., dan 175,0 cm apabila ditanam di lahan ketinggian > 1.000 m dpl., dan 175,0 cm apabila ditanam di lahan ketinggian < 1.000 m dpl.
3. Percabangan
Mendatar, tegak lurus batang utama, agak lentur, panjang cabang primer + 40 cm, panjang ruas produktif + 6 cm.
4. Warna daun
Daun tua berwarna hijau tua gelap, daun muda berwarna hijau muda.
5. Bentuk dan helaian daun
Bentuk daun oval agak memanjang, ujung meruncing dengan ukuran daun lebih besar daripada Kartika 1 dan Kartika 2. Helaian daun agak tipis dan lemas degan tepi daun bergelombang tegas. Arah duduk daun pada ranting tegak ke atas.
6. Bunga
Jumlah bunga per ruas 7-18, jumlah dompolan bunga per cabang 8-13.
7. Buah
Jumlah ruas produksi per cabang + 11, jumlah buah per ruas + 10, dan berat 100 buah masak merah segar 114 g. Buah muda berwarna hijau, buah masak berwarna merah hati. Bentuk buah bulat memanjag, diskus kecil, tanpa perhiasan buah.
8. Biji
Ukuran biji agak kecil 100 butir kopi pasar + 16 g. Rendemen + 15 %, biji normal + 80%, biji gajah + 1%, biji bulat + 6%, biji triase + 7%, dan biji hampa + 5%.
Kembali ke atasSejarah/asal usul Varietas
Varietas Andungsari 1 merupakan nama yang diberikan kepada genotipe dengan nomor seleksi BP 426 A. Varietas tersebut merupakan salah satu hasil seleksi pohon induk dari populasi varietas Catimor yang diintroduksi dari Kolumbia, tetapi tidak diketahui secara pasti riwayat genetiknya. Populasi tersebut ditanam di Kebun Blawan (PTPN XII), Afdeling Kali Gedang pada awal tahun 1985. Keragaman antar individu pada populasi tersebut sangat nyata, baik habitus, ketahanan terhadap HV, maupun pembuahannya. Benih penyusun populasi tersebut diterima dari Bapak Ir. Oetomo Haiohoedojo (Ong Tjing Kie), yang pada waktu itu menjabat sebagai Dewan Komisaris PTP XXVI, dan pada tahun 1970-an pernah menjabat sebagai Diretur Utama PTP XXIII.
Pada saat pembuahan pertama dan kedua (1987/1988) dilakukan seleksi terhadap sifat daya hasil dan ketahanan terhadap penyakit karat dan. Berdasarkan seleksi tersebut terpilih 3 nomor seleksi yang diberi nomor seleksi Bp 425 A, BP 426 A dan BP 427 A. Menilik perbedaan sifat morfologi dan sifat-sifat agronomi lainnya yang berbeda dari populasi catimor keturunan HW 26 (Kartika 1 dan Kartika 2), diduga BP 426 A merupakan keturunan Catimor H-440 dengan induk persilangan Caturra Vermelho (CIFC 19/1) x Hibrido de Timor CIFC 1343/269. Catimor keturunan H-440 ini banyak ditanam sebagai varietas praktek di Kolumbia.
Benih yang berasal dari setiap nomor seleksi tersebut dipanen secara terpisah dan diuji bersama nomor seleksi lain. Untuk menentukan bahwa suatu genotipe hasil seleksi dinyatakan unggul, dilakukan pengujian terhadap sifat daya hasil, mutu fisik biji, dan ketahanan terahdap HV di beberapa kondisi yang berbeda ketinggian tempat serta tipe iklimnya. Pengujian ketahanan terhadap penyakit karat daun dilakukan dengan metode inokulasi cakram daun di laboratorium serta metode skoring di lapangan. Pengujian mutu seduhan dilakukan dengan cara melakukan pengolahan secara standar, kemudian mengirimkan contoh ke Laboratorium Uji Mutu milik Nestle S.A., Switzerland untuk diuji oleh panelis luar negeri.
Setelah dilakukan pengujian adaptabilitas dan stabilitas daya hasil di beberapa kondisi lingkungan berbeda, ternyata hanya BP 426 A (varietas Andungsari 1) yang menunjukkan produktivitas dan ketahanan terhadap karat daun lebih baik daripada nomor seleksi lain yang diuji.
Pengembangan kopi arabika di Indonesia diharapkan dapat mencapai 30 % dari total ekspor nasional, atau ekivalen dengan sekitar 150.000 ton per tahun. Pada saat ini ekspor kopi arabika dari Indonesia baru mencapai sekitar 30.000 ton per tahun, sehingga defisit terhadap target nasional sekitar 120.000 ton per tahun. Dengan asumsi peroduktivitas kopi arabika sekitar 750 kg/ha, maka peluang perluasan kopi arabika di Indonesia mencapai 180.000 ha.
DI BENGKULU, DISBUN SIAPKAN BENIH KOPI UNGGUL |
Written by di-bengkulu-disbun-siapkan-benih-kopi-unggul |
Wednesday, 13 July 2011 10:57 |
IPOSnews, 13/7 (BENGKULU) - Mestinya hal seperti ini dijadikan program tetap di seluruh daerah, karena Indonesia memang negara agrikultur. Siapkanlah benih-benih unggul untuk semua jenis tanaman, disesuaikan dengan kondisi tanah serta alam di setiap daerah. Hasilnya nanti akan membuat bangsa kita benar-benar swasembada produksi pertanian apa saja, tidak seperti sekarang, menjadi pengimpor banyak komoditas agrikultur. Contohnya Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu pada 2011 menyiapkan bibit kopi unggul sebanyak 260 ribu batang untuk dibagikan kepada petani di Kabupaten Kepahiang secara gratis. "Pengadaan bibit kopi sebanyak itu dibiayai dengan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2011, guna mendukung renovasi kopi tanaman tua di wilayah itu," kata Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Bengkulu Riky Gunarwan, Rabu (13/7). Pembagian bibit kopi secara gratis itu dalam rangka mempertahankan areal kebun kopi rakyat, agar tidak dialihkan kepada tanaman lain seperti kelapa sawit dan karet karena daerah itu sudah menjadi salah satu sentra produksi kopi sejak kolonial Belanda. Ia menilai, petani kopi di wilayah itu cendrung akan memangkas tanaman kopinya dan digantikan oleh tanaman tahunan lainnya karena dinilai kurang menguntungkan, bia dibandingka dengan tanaman kelapa sawit. Untuk mencegah agar tanaman kopi petani tetap utuh, menurutnya, Pemerintah Provinsi Bengkulu menganggarkan dana sebesar Rp600 juta lebih untuk pengadaan bibit kopi tersebut. Saat ini mulai berkembang bibit kopi unggul jenis Sigararutang dari Sumatra utara, dengan usia sembilan bulan sudah berproduksi dan bisa menghasilkan sepanjang tahun, berbeda dengan kopi jenis Rebosta hanya satu kali dalam setahun menghasilkan. Namun, lanjutnya, bibit kopi yang disediakan tahun ini tetap jenis rebosta, tapi dalam sudah masuk katagori unggul, bila dibandingkan dengan kopi tanaman tua merupakan bibit asalan. Bibit kopi rebosta itu, tuturnya, dibeli dari perusahaan pembibitan profesional dan mengambil benih dari kopi berkualitas, sehingga hasilnya bisa meningkat dari tanaman kopi biasa. Kopi jenis baru itu, menurutnya, nantinya bisa dikembangkan dengan sistem stek, sehingga pohonnya tidak terlalu tinggi dan berbuah sepanjang tahun, namun usia panennya tetap di atas dua tahun. "Tadinya kita mau beli bibit kopi unggul Sigarautang, namun kesulitan mencari benihnya dan akan diprogramkan tahun depan," ujarnya. Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kepahiang, Ris Irianto mengakui, tanaman kopi di wilayah itu bila tidak didukung pemerintah maslah bibitnya terancam punah. Masyarakat, lanjutnya, lebih memilih menanam coklat dan kelapa sawit karena lebih menguntungkan, bila dibandingkan menanam kopi asalan yang berbuuah hanya satu kali dalam setahun. Dengan bibit kopi bantuan dari Disbun Provinsi Bengkulu, menurutnya, akan membantu proses peremajaan tanaman kopi tua milik petani setempat dan mereka lebih bergaerah bila tanaman kopi itu bisa berbuah sepanjang tahun. Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang tetap mempertahankan tanaman kopi tersebut karena ada program menjadi sentra kopi luwak di Provinsi Bengkulu, kebetulan ada beberapa petani mencoba membuat kebun percontohan kopi luwak tersebut. "Harga biji kopi asalan di wilayah itu saat ini rata-rata di atas Rp15 ribu per kilogram, sedangkan biji kopi luwak harganya mencapai Rp50 ribu per kilogram, dan harga biji coklat tetap Rp20 ribu per kilogram," tambah Ris Irianto. |
Potensi Usaha Perkebunan Kopi dalam Pasar Lokal dan Internasional
May.02, 2010 in Dari Kami, Pengetahuan Umum, Usaha Perkebunan
Tanaman kopi yang banyak dikenal ada dua jenis, yaitu kopi Arabika dan kopi Robusta. Indonesia menghasilkan kopi Robusta lebih tinggi dibandingkan kopi Arabika. Dari total produksi kopi Indonesia, produksi kopi Robusta 93 % dan kopi Arabika 7 %, sedangkan kopi yang diekspor keseluruhannya berjumlah 6,03 % dari ekspor kopi dunia.
Pertanaman kopi tersebar hampir di seluruh propinsi di Indonesia karena Indonesia memiliki lahan dan iklim yang sesuai untuk tanaman kopi. Sentra-sentra produksi kopi Robusta tersebar di seluruh daerah Sumatera, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. Kopi Arabika umumnya tersebar di D.I Aceh, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Selatan. Luasan pertanaman kopi tahun 1999 tercatat 1.157.696 ha dan angka estimasi untuk tahun 2000 sekitar 1.142.045 ha (Ditjenbun, 2000).
Perkembangan produksi kopi dunia selama kurun waktu 20 tahun(1980/1981 – 1999/2000) berfluktuasi dan cenderung mengalami peningkatan produksi, yaitu sebesar 5,2 juta ton (1980/1981) menjadi 6,3 juta ton pada tahun 1999/ 2000 (Ditjenbun, Tanpa tahun). Sebagian besar (75 %) produksi kopi dunia berasal dari jenis kopi Arabika, sisanya (25 %) berasal dari jenis kopi Robusta. Tetapi akhir-akhir ini (1998) produksi kopi Arabika cenderung menurun, yaitu menjadi 66 % dari produksi kopi dunia atau dibawah 4,2 juta ton. Kopi Arabika diproduksi oleh lebih dari 41 negara dengan penghasilan terbesar (50 – 60 %) berasal dari negara-negara Amerika Selatan dan Afrika seperti: Brazil, Kolombia, Kosta Rika, Elsavador, Guatemala, Kenya, Mexico. Kopi Robusta diproduksi oleh lebih dari 36 negara terutama di wilayah Afrika seperti Pantai Gading dan Uganda, sedangkan produsen terbesar kopi Robusta dunia adalah Indonesia, Vietnam dan India (Ditjenbun, 1998).
Langganan:
Postingan (Atom)