Muhamad Nurung
Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu
ABSTRACT
The objective of the research was to analyze several
factors influencing coffee area response, yield response, and elasticity of
production (supply response). The
research was conducted with Partial
Adjustment Model. Panted area response and yield response used as a proxy
for coffee supply response. Elasticity of production (supply elasticity) could
be obtained from mathematically area times yield will give production of a
commodity. The research finding show that yields has been experiencing to
decrease. Several factors have been attributed to that decreasing yield such as
expensive production factors, the old trees, and bad maintenance of the farm.
Labor wage was the most responsive factor to coffee area. Coffee and rubber
prices are not responsive. Yield response was influenced by labor wage and
technology. At the same time, yield was not responsive to coffee price and
area. Then, comparing to increase in yield, the development of planted area,
both for short run and long run, was more responsive to price change and labor
wage. The policy implication is that enlargement of planted area should be
given more attention, compared to increase in yield, in respond to change in
coffee price or labor.
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi respon luas areal tanam kopi, respon produktivitas dan
elastisitas luas areal tanam, elastisitas produktivitas dan elastisitas
produksi terhadap harga kopi dan upah pekerja perkebunan. Metode yang digunakan
adalah Partial Adjusment Model. Respon penawaran kopi dapat didekati melalui
respon luas areal tanam dan respon produktivitas Untuk mendapatkan elastisitas
produksi (elastisitas penawaran) dihitung dari luas areal tanam dikalikan
dengan produktivitas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa produktivitas lahan kopi menurun. Penyebabnya adalah
faktor-faktor produksi kopi, banyak pohon kopi yang sudah tua dan rendahnya
perawatan kebun. Upah tenaga kerja
paling respon terhadap luas areal tanam kopi di Bengkulu. Sedang harga kopi dan harga karet tidak
respon. Respon produktivitas lahan kopi juga sangat dipengaruhi oleh upah
tenaga kerja dan teknologi. Sedang
harga kopi dan luas areal tidak respon terhadap produktivitas. Kemudian
pengembangan luas areal tanam baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang lebih respon terhadap perubahan harga dan upah tenaga kerja dibanding
dengan peningkatan produktivitas. Oleh karena itu jika terjadi perubahan harga
kopi atau upah tenaga kerja maka kebijaksanaan peningkatan penawaran yang lebih
baik dilakukan adalah pengembangan luas areal tanam dibandingkan dengan
peningkatan produktivitas lahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar