Selasa, 13 Desember 2011

DI BENGKULU, DISBUN SIAPKAN BENIH KOPI UNGGUL PDF Print E-mail
Written by di-bengkulu-disbun-siapkan-benih-kopi-unggul   
Wednesday, 13 July 2011 10:57
IPOSnews, 13/7 (BENGKULU) - Mestinya hal seperti ini dijadikan program tetap di seluruh daerah, karena Indonesia memang negara agrikultur. Siapkanlah benih-benih unggul untuk semua jenis tanaman, disesuaikan dengan kondisi tanah serta alam di setiap daerah.

Hasilnya nanti akan membuat bangsa kita benar-benar swasembada produksi pertanian apa saja, tidak seperti sekarang, menjadi pengimpor banyak komoditas agrikultur.

Contohnya Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu pada 2011 menyiapkan bibit kopi unggul sebanyak 260 ribu batang untuk dibagikan kepada petani di Kabupaten Kepahiang secara gratis.

"Pengadaan bibit kopi sebanyak itu dibiayai dengan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2011, guna mendukung renovasi kopi tanaman tua di wilayah itu," kata Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Bengkulu Riky Gunarwan, Rabu (13/7).

Pembagian bibit kopi secara gratis itu dalam rangka mempertahankan areal kebun kopi rakyat, agar tidak dialihkan kepada tanaman lain seperti kelapa sawit dan karet karena daerah itu sudah menjadi salah satu sentra produksi kopi sejak kolonial Belanda.

Ia menilai, petani kopi di wilayah itu cendrung akan memangkas tanaman kopinya dan digantikan oleh tanaman tahunan lainnya karena dinilai kurang menguntungkan, bia dibandingka dengan tanaman kelapa sawit.

Untuk mencegah agar tanaman kopi petani tetap utuh, menurutnya, Pemerintah Provinsi Bengkulu menganggarkan dana sebesar Rp600 juta lebih untuk pengadaan bibit kopi tersebut.

Saat ini mulai berkembang bibit kopi unggul jenis Sigararutang dari Sumatra utara, dengan usia sembilan bulan sudah berproduksi dan bisa menghasilkan sepanjang tahun, berbeda dengan kopi jenis Rebosta hanya satu kali dalam setahun menghasilkan.

Namun, lanjutnya, bibit kopi yang disediakan tahun ini tetap jenis rebosta, tapi dalam sudah masuk katagori unggul, bila dibandingkan dengan kopi tanaman tua merupakan bibit asalan.

Bibit kopi rebosta itu, tuturnya, dibeli dari perusahaan pembibitan profesional dan mengambil benih dari kopi berkualitas, sehingga hasilnya bisa meningkat dari tanaman kopi biasa.

Kopi jenis baru itu, menurutnya, nantinya bisa dikembangkan dengan sistem stek, sehingga pohonnya tidak terlalu tinggi dan berbuah sepanjang tahun, namun usia panennya tetap di atas dua tahun.

"Tadinya kita mau beli bibit kopi unggul Sigarautang, namun kesulitan mencari benihnya dan akan diprogramkan tahun depan," ujarnya.

Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kepahiang, Ris Irianto mengakui, tanaman kopi di wilayah itu bila tidak didukung pemerintah maslah bibitnya terancam punah.

Masyarakat, lanjutnya, lebih memilih menanam coklat dan kelapa sawit karena lebih menguntungkan, bila dibandingkan menanam kopi asalan yang berbuuah hanya satu kali dalam setahun.

Dengan bibit kopi bantuan dari Disbun Provinsi Bengkulu, menurutnya, akan membantu proses peremajaan tanaman kopi tua milik petani setempat dan mereka lebih bergaerah bila tanaman kopi itu bisa berbuah sepanjang tahun.

Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang tetap mempertahankan tanaman kopi tersebut karena ada program menjadi sentra kopi luwak di Provinsi Bengkulu, kebetulan ada beberapa petani mencoba membuat kebun percontohan kopi luwak tersebut.

"Harga biji kopi asalan di wilayah itu saat ini rata-rata di atas Rp15 ribu per kilogram, sedangkan biji kopi luwak harganya mencapai Rp50 ribu per kilogram, dan harga biji coklat tetap Rp20 ribu per kilogram," tambah Ris Irianto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar