Selasa, 15 November 2011

 
Muhamad Nurung

 Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu


ABSTRACT


The objective of the research was to analyze several factors influencing coffee area response, yield response, and elasticity of production (supply response).  The research was conducted with Partial Adjustment Model. Panted area response and yield response used as a proxy for coffee supply response. Elasticity of production (supply elasticity) could be obtained from mathematically area times yield will give production of a commodity. The research finding show that yields has been experiencing to decrease. Several factors have been attributed to that decreasing yield such as expensive production factors, the old trees, and bad maintenance of the farm. Labor wage was the most responsive factor to coffee area. Coffee and rubber prices are not responsive. Yield response was influenced by labor wage and technology. At the same time, yield was not responsive to coffee price and area. Then, comparing to increase in yield, the development of planted area, both for short run and long run, was more responsive to price change and labor wage. The policy implication is that enlargement of planted area should be given more attention, compared to increase in yield, in respond to change in coffee price or labor.

ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi respon luas areal tanam kopi, respon produktivitas dan elastisitas luas areal tanam, elastisitas produktivitas dan elastisitas produksi terhadap harga kopi dan upah pekerja perkebunan. Metode yang digunakan adalah Partial Adjusment Model.  Respon penawaran kopi dapat didekati melalui respon luas areal tanam dan respon produktivitas Untuk mendapatkan elastisitas produksi (elastisitas penawaran) dihitung dari luas areal tanam dikalikan dengan produktivitas.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas lahan kopi menurun. Penyebabnya adalah faktor-faktor produksi kopi, banyak pohon kopi yang sudah tua dan rendahnya perawatan kebun.  Upah tenaga kerja paling respon terhadap luas areal tanam kopi di Bengkulu.  Sedang harga kopi dan harga karet tidak respon. Respon produktivitas lahan kopi juga sangat dipengaruhi oleh upah tenaga kerja dan teknologi.  Sedang harga kopi dan luas areal tidak respon terhadap produktivitas. Kemudian pengembangan luas areal tanam baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang lebih respon terhadap perubahan harga dan upah tenaga kerja dibanding dengan peningkatan produktivitas. Oleh karena itu jika terjadi perubahan harga kopi atau upah tenaga kerja maka kebijaksanaan peningkatan penawaran yang lebih baik dilakukan adalah pengembangan luas areal tanam dibandingkan dengan peningkatan produktivitas lahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar